Bagi setiap wanita kehamilan merupakan sebuah kebahagiaan tersendiri yang mana kehamilan tersebut secara psikologi memberikan kepercayaan diri dimana kehamilan ini meyakinkan dirinya bahwa ia sebagai wanita sejati.
Adapun faktor-faktor psikologi yang mempengaruhi kehamilan adalah sebagai berikut:
1. Stressor Internal dan Eksternal
a. Stressor Internal
Pada umunya kehamilan memberikan arti emosional yang sangat besar pada setiap wanita, sehubungan dengan peristiwa kehamilan tersebut pada umumnya terjadi bahwa calon ibu atau wanita yang dengan hamil itu sering dihinggapi oleh keinginan-keinginan atau kebiasaan aneh.
Bahkan ada yang mempunnyai keinginan yang tradisional dan pada umumnya senantiasa dibarengi emosi-emosi dan dorongan-dorongan yang kuat. Banyak orang dengan penelitian-penelitiannya mengatakan bahwa keadaan tersebut dirangsang oleh kebutuhan-kebutuhan hormonal.
Seorang wanita menjadi sangat perasa, mudah tersinggung, lebih-lebih jika permintaanya tidak dipenuhi oleh suami maka timbullah semacam obsesi dan tekanan batin pada kehidupan psikisnya. Seorang wanita yang hidup bahagia biasanya merasakn kepuasan dan kebahagiaan ketika ia menjadi hamil. Ia bangga akan dirinya serta kesuburannya dan kegairahan menyambut bayinya yang akan lahir. Namun demikian sekalipun behasrat benar untuk menjadi ibu dan cukup realistis disertai sikap hidup yang sehat terhadap diri sendiri dan orang lain kehamilan itu merupakan suatu tujuan berat baginya dan menimbulkan ketakutan-ketakutan tertentu itu adalah berupa keseriusan disebabkan oleh kelelahan dan kesakitan jasmani, jadi bingung, kecemasan.
Adanya beban psikologis yang ditanggung oleh ibu dapat menyebabkan gangguan perkembangan bayi yang nantinya akan terlihat ketika bayi lahir. Anak akan tumbuh menjadi seorang dengan kpribadian yang tidak baik, tergantung pada stress yang di alami oleh ibunya, seperti anak yang menjadi seorang dengan kepribadian temperamental, autis atau orang terlalu rendah diri(minder). Ini tentu saja tidak diharapkan. Oleh karena itu, pemantauan kesehatan psikologis pasien sangat perlu dilakukan.
b. Stressor Eksternal
Lingkungan dan kebudayaa memberikan pengaruh pada psikologi ibu hamil, maka psikologis mengenai kehamilan itu mau tidak mau banyak diwarnai dengan kepercayaan dan keyakinan tradisional daerah masing-masing. Reaksi psikis terhadap kehamilan itu dengan sendirinya sangat banyak dan amat bervariasi, namun elemen pokok yang umum terhadap pada setiap wanita hamil ialah ketakutan dan kepercayan tahyyul. Hal ini, dapat terjadi baik terhadap wanita terpelajar atau tidak.
Peristiwa demikian ini terjadi pada hampir setiap wanita di dunia, sekalipun kebudayaan mereka berbeda. Ringkasnya, semua mekanisme perasaan dan relasi dengan kehamilannya itu sangat dipengaruhi oleh lingkungan yang paling dekat, terutama dipengaruhi oleh ekseptasi dukungan masyarakat lingkungan tersebut terhadap si bayi yang berbeda-beda dari satu daerah ke daerah lainnya. Juga Policy Nasional, interest ekonomi, nilai-nilai etis tertentu mengenai hakekat anak manusia, semua ikut mempengaruhi sikap wanita terhadap kehamilannya. Bahkan perturan-peraturan sosial yang dikembangnkan oleh manusia itu sendiri mengenai kelahiran anak, itu sering bertentangan dengan hukum-hukum biologi kodrat.
Ketakutan-ketakutan dalam berbagai macam bentuk dan ekspresinya berupa kesulitan-kesulitan ekonomis, kesulitan emosional macam-macam penyakit. Kematian dalam keluarga, relasi tidak harmonis dengan suami dan dengan anggota keluarga lainnya, lingkungan tetangga dan masyarakat semua karena lingkungan itu langsung atau tidak langsung memberikan pengaruh terhadap kehamilannya. Sehubungan dengan banyaknya faktor eksternal yang mempengaruhi wanita hamil, maka mereka sering menutup diri dan meneymbunyikan segenap intimitas serta emosi-emosinya, sehingga sulit bagi kita ikut mengahayati semua kehidupan wanita hamil serta sulit memperoleh informasi yang cukup banyak dan terpercaya tentang kehidupan psikis seorang wanita hamil.
2. Support Keluarga
Setiap tahap usia kehamilan, ibu akan mengalami perubahan baik yang bersifat fisik maupun psikologis. Ibu harus melakukan adaptasi pada setiap perubahan yang terjadi, dimana sumber stress terbesar terjadi karena dalam rangka melakukan adaptasi terhadap kondisi tertentu.
Dalam mengahadapi masalah psikologis yang ditimbulkan oleh kehamilan, sangat diperlukan adanya bantuan selain dari suami juga dari pihak keluarga ibu untuk memberikan dukungan dan support untuk wanita hamil.
Support keluarga yang dekat diberikan pada wanita hamil adalah berupa perhatian, kasih sayang dan cinta untuk memenuhi kebutuhan wanita hamil baik itu merupakan kebutuhan psikologi maupun kebutuhan fisik.
Adapun manfaat dari support keluarga terhadap kehamilan adalah dengan adanya campur tangan keluarga dapat membantu ibu untuk merasakan keputusan mereka. Dengan dukungan keluarga berupa perhatian, memberikan perlindungan cinta dan kasih sayang serta memberikan pengertian / penjelasan kepala ibu bahwa apa yang dialami ibu sekarang adalah sesuatu yang wajar dan alamiah serta situai/ keadaan atau ketidaknyamanan yang dialaminya lambat laut akan hilang seiring dengan bertambahnya usia kehamilan. Dukungan keluarg sangatlah penting untuk menjaga keseimbangan emosional ibu selama periode kehamilannya.
3. Substance Abuse
Wanita yang memakai obat – obatan tetap memprioritaskan agar dunia mereka tetap aman. Mereka merahasiakannya, mengurangi jumlah pemakaiannya, dan mengambil sikap agresif terutama bila mereka memandang tenaga kesehatan sebagai penghambat. Maka dari itu tenaga kesehatan harus lebih maksimal dalam menempatkan dirinya sebagai teman atau pendamping yang dapat dijadikan tempat bersandar bagi pasien.
Jika ibu tetap menggunakan obat – obatan setelah bayi lahir, resiko pada bayi akan berlanjut. Bukan saja bayi lahir rentan secara biologis, tetapi mereka juga harus menghadapi ibu yang memeiliki masalah kesehatan dan emosional. Wanita ini dicurigai tidak mampu memelihara hubungan dan mungkin tidak mampu merespons terhadap kebutuhan bayi, terutama jika mereka menerima bayi yang secara medis rapuh setelah dirawat dirumah sakit dalam jangka waktu lama.
Banyak wanita, yang secara kimiawi kecanduan merasa bersalah karena menggunakan obat-obatan dan takut kalau bayi mereka akan diambil. Dengan persepsi yang mereka miliki, bahwa dengan pemakaian obat dan alkohol pada wanita hamil dapat mengubah kehidupan mereka. Hal ini berarti memberi suatu kehidupan yang utuh kepada ibu dan bayinya dan mencegah bayi mengalami keterlambatan perkembangan, retardasi, atau bahkan kematian.
4. Partner Abuse
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa korban kekerasan terhadap perempuan adalah wanita yang telah bersuami. Kekerasan dapat terjadi baik secara fisik, psikis, ataupun seksual sehingga dapat terjadi rasa nyeri dan trauma. Efek kekerasan pada ibu hamil bisa dalam bentuk langsung maupun tidak langsung, yang langsung antara lain: trauma dan kerusakan fisik pada ibu dan bayinya misalnya solutio plasenta, fraktur tulang, ruptur uteri dan perdarahan. Sedangkan efek yang tidak langsung( efek psikologi) adalah reaksi emosional, peningkatan kecemasan, depresi, rentan terhadap penyakit. Trauma pada kehamilan juga dapat menyebabkan nafsu makan yang menurun dan peningkatan frekuensi merokok serta meminum alkohol.
Bullock & Mc. Failane (1989), menemukan privalensi yang meningkat bayi dengan BBLR pada ibu yang mengalami kekerasan selama hamil. Kebanyakan wanita hamil yang mengalami kekerasan adalah karena pendidikan yang rendah, umur yang terhitung masih muda dan hamil diluar nikah.
Daftar Pustaka
Sulistyawati, Ari.2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan. Jakarta : Salemba Medika
http://fithria2207.wordpress.com/2009/05/31/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-kehamilan
http://akatsuki-ners.blogspot.com/2010/12/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar